Jumat, 13 April 2012
Belajar dari Kupu-Kupu
Bismillahirrahmanirrahim..
” Bunda..bunda” aku lepaskan sejenak pandanganku dari sebuah layar kecil dihadapanku menghadap anakku yang sedang bermain di halaman.
” Apa Nak ” aku menemuinya di halaman.
” Ini apa yaa Bunda “anakku menunjukk sesuatu di ranting pohon.
” Oohh..ini namanya kepompong nak, nanti dari sini akan keluar kupu-kupu. Lihat Nak, kepompongnya gerak-gerak, sepertinya calon kupu-kupu sebentar lagi akan keluar ” aku tersenyum dengan keingin tahuan anakku.
” Aku mau lihat yaa Bunda ”
Aku hanya membalasnya dengan senyum. Aku pun kembali menekuni layar yang ada di hadapanku.
” Bunda..bunda..kupu-kupu nya sudah keluar ” aku bergegas menghampirinya.
” Mana-mana ” aku mencari kupu-kupu di atas kepalaku, namun yang ku cari sepertinya tak ada.
” Itu Bunda ” Anakku menunjuk ke arah tanah. Aku mengerenyitkan dahi.
” Lho kok gak bisa terbang ” Lalu aku melihat kupu-kupu tadi lebih dekat dengan meletakkannya di tanganku.
” Sepertinya sayap kupu-kupu ini gak sempurna Nak. Tadi kamu apakan ?? ”
” Tadi kan aku cuma ingin membantu kupu-kupu itu agar cepat keluar Bunda, abisnya kasian kayaknya susah bangetkeluarnya. Udah gitu lama lagi gak keluar-keluar. Kok jadinya malah gak bisa terbang Bunda ” kata anakku polos. Aku mengerti maksud dari anakku. Dia hanya ingin menolong.
“Nak.. Calon kupu-kupu ini sebenarnya butuh proses panjang sehingga dia bisa menjadi kupu-kupu yang indah. Didalam kepompong tadi lah proses yang sudah Allah tentukan terjadi. Biar calon kpu-kupu tadi bisa terbang, sayapnya harus kuat sayang. Nah..kekuatan sayap itu nantinya akan berkembang ketika calon kupu-kupu tadi melebarkan sayapnya saat dia membuka secara perlahan-lahan kepompong tadi. Jadi ketika dia membuka kepompong tadi, dia sedang memperkuat sayapnya biar bisa terbang. Kamu memang baik Nak, mau membantu kupu-kupu ini keluar dari kepompongnya. Tapi calon kupu-kupu ini jadi gak bisa memperkuat sayapnya, karna dia gak membuka kepompongnya dengan sayapnya. Tapi dengan bantuanmu Nak. Makanya kupu-kupu ini jadi lemah, sayapnya jadi gak kuat, akhirnya gak bisa terbang ”
Aku menjelaskan panjang lebar pada anakku, yang disambut tatapan syahdu pada kupu-kupu yang hanya mampu merayap. Akhirnya anakku pun meletakkan kupu-kupu tadi di atas ranting dan hanya bisa menatapnya dengan penuh pembelajaran yang berarti.
=====================================
Sebenarnya, kita sebagai manusia mempunyai proses yang sama dengan kupu-kupu tadi. Kita membutuhkan perjuangan dalam hidup ini agar kita kuat saat menghadapi cobaan dari Allah Azza Wa Jalla. Seandainya kita menjadi kupu-kupu dan kepompong adalah cobaan bagi kita, kita akan menjadi sangat kuat ketika kita hendak terbang menempuh badai dunia. Namun bila kita tidak menghendaki cobaan ada didalam hidup kita, maka kita akan menjadi lemah ketika menghadapi badai dunia.
Ketika kita menghendaki kekuatan, maka Allah memberikan kita cobaan agar kita menjadi orang yang kuat. Ketika kita meminta kebijaksanaan, maka Allah memberikan kita berbagai masalah untuk di pecahkan, agar kita mampu menjadi orang yang bijak dalam berfikir. Ketika kita meminta keberanian, maka Allah memberikan kita rintangan hidup, agar kita mampu merasakan keberanian dalam menghadapi setiap masalah. Ketika kita meminta Cinta, maka Allah memberika kita orang-orang yang patut kita bantu agar kita mampu merasakan cinta dan kasih sayang dengan sesama muslim dalam sebuah Ukhuwah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak memberikan apa yang kita mau, tapi apa yang kita butuhkan. Yakinlah bahwa setiap cobaan dan ujian adalah bentuk kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada kita, agar kita bisa menempuh badai dunia.
Wallahua’lam bi Shawwab.
http://www.bukanmuslimahbiasa.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar