Jumat, 13 April 2012
Belajar dari Kupu-Kupu
Bismillahirrahmanirrahim..
” Bunda..bunda” aku lepaskan sejenak pandanganku dari sebuah layar kecil dihadapanku menghadap anakku yang sedang bermain di halaman.
” Apa Nak ” aku menemuinya di halaman.
” Ini apa yaa Bunda “anakku menunjukk sesuatu di ranting pohon.
” Oohh..ini namanya kepompong nak, nanti dari sini akan keluar kupu-kupu. Lihat Nak, kepompongnya gerak-gerak, sepertinya calon kupu-kupu sebentar lagi akan keluar ” aku tersenyum dengan keingin tahuan anakku.
” Aku mau lihat yaa Bunda ”
Aku hanya membalasnya dengan senyum. Aku pun kembali menekuni layar yang ada di hadapanku.
” Bunda..bunda..kupu-kupu nya sudah keluar ” aku bergegas menghampirinya.
” Mana-mana ” aku mencari kupu-kupu di atas kepalaku, namun yang ku cari sepertinya tak ada.
” Itu Bunda ” Anakku menunjuk ke arah tanah. Aku mengerenyitkan dahi.
” Lho kok gak bisa terbang ” Lalu aku melihat kupu-kupu tadi lebih dekat dengan meletakkannya di tanganku.
” Sepertinya sayap kupu-kupu ini gak sempurna Nak. Tadi kamu apakan ?? ”
” Tadi kan aku cuma ingin membantu kupu-kupu itu agar cepat keluar Bunda, abisnya kasian kayaknya susah bangetkeluarnya. Udah gitu lama lagi gak keluar-keluar. Kok jadinya malah gak bisa terbang Bunda ” kata anakku polos. Aku mengerti maksud dari anakku. Dia hanya ingin menolong.
“Nak.. Calon kupu-kupu ini sebenarnya butuh proses panjang sehingga dia bisa menjadi kupu-kupu yang indah. Didalam kepompong tadi lah proses yang sudah Allah tentukan terjadi. Biar calon kpu-kupu tadi bisa terbang, sayapnya harus kuat sayang. Nah..kekuatan sayap itu nantinya akan berkembang ketika calon kupu-kupu tadi melebarkan sayapnya saat dia membuka secara perlahan-lahan kepompong tadi. Jadi ketika dia membuka kepompong tadi, dia sedang memperkuat sayapnya biar bisa terbang. Kamu memang baik Nak, mau membantu kupu-kupu ini keluar dari kepompongnya. Tapi calon kupu-kupu ini jadi gak bisa memperkuat sayapnya, karna dia gak membuka kepompongnya dengan sayapnya. Tapi dengan bantuanmu Nak. Makanya kupu-kupu ini jadi lemah, sayapnya jadi gak kuat, akhirnya gak bisa terbang ”
Aku menjelaskan panjang lebar pada anakku, yang disambut tatapan syahdu pada kupu-kupu yang hanya mampu merayap. Akhirnya anakku pun meletakkan kupu-kupu tadi di atas ranting dan hanya bisa menatapnya dengan penuh pembelajaran yang berarti.
=====================================
Sebenarnya, kita sebagai manusia mempunyai proses yang sama dengan kupu-kupu tadi. Kita membutuhkan perjuangan dalam hidup ini agar kita kuat saat menghadapi cobaan dari Allah Azza Wa Jalla. Seandainya kita menjadi kupu-kupu dan kepompong adalah cobaan bagi kita, kita akan menjadi sangat kuat ketika kita hendak terbang menempuh badai dunia. Namun bila kita tidak menghendaki cobaan ada didalam hidup kita, maka kita akan menjadi lemah ketika menghadapi badai dunia.
Ketika kita menghendaki kekuatan, maka Allah memberikan kita cobaan agar kita menjadi orang yang kuat. Ketika kita meminta kebijaksanaan, maka Allah memberikan kita berbagai masalah untuk di pecahkan, agar kita mampu menjadi orang yang bijak dalam berfikir. Ketika kita meminta keberanian, maka Allah memberikan kita rintangan hidup, agar kita mampu merasakan keberanian dalam menghadapi setiap masalah. Ketika kita meminta Cinta, maka Allah memberika kita orang-orang yang patut kita bantu agar kita mampu merasakan cinta dan kasih sayang dengan sesama muslim dalam sebuah Ukhuwah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak memberikan apa yang kita mau, tapi apa yang kita butuhkan. Yakinlah bahwa setiap cobaan dan ujian adalah bentuk kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada kita, agar kita bisa menempuh badai dunia.
Wallahua’lam bi Shawwab.
http://www.bukanmuslimahbiasa.com
Getaran Cinta
Bismillahirrahmanirrahim
“Hoy, ngelamunin apaan?”
Anggi tergagap.
“engg..nggak kok!” seulas senyum dikembangkan buat menutupi keterkejutannya.
“Ngelamunin apa sih, Nggi? si dia ya?”
Kembali sebuah senyum menjawabnya.
“Apa sih enaknya ngelamunin cowok? Berkhayal kalo nanti dia bakalan datang naek kuda putih ya, Nggi?”
Tak ada jawaban, hanya pipi yang memerah pertanda rasa malunya memuncak.
***
Melamun, mengkhayal mungkin untuk sebagian dari kamu menyenangkan, karena dengan mengkhayal seolah-olah semua keinginan sudah bisa tergenggam, apalagi mengkhayal tentang si dia, sang kekasih hati.
Kalau sedang jatuh cinta, makan males, mandi enggan, tidur susah, sukanya ngelamun terus. Mengkhayal si dia, sedang apa ya dia, sekarang dia lagi makan apa ya, seandainya aku disana pasti…bla…bla…dan bla… Hanya mengkhayal saja sangat menyenangkan.
Biasanya kamu yang sedang jatuh cinta akan senang melihat sesuatu yang dia pakai, dia sukai, dia miliki. Kalau lihat motornya si dia sedang terpakir, hati rasanya langsung bergetar. Walau cuma melihat status dia, hati rasanya berbunga-bunga merasa bahwa statusnya ditujukan untukmu. Getaran yang mengasyikkan. Cinta gitu lho!
Keindahan inilah yang mengantarkan kamu menjadi seorang pelamun dan penghayal, padahal hayalanmu hanyalah bentuk dari buang-buang waktu dan kesia-siaan. Apa yang bisa didapatkan dari mengkhayal selain senyum-senyum, membayangkan si dia bahkan bisa berakibat lalai dari mengingat kematiaan, dan yang fatal adalah lupa bahwa ada Allah Azza Wa Jalla yang mengawasimu.
Cinta memang begitu indah sehingga kamu mudah terbuai oleh keindahannya. Cinta pulalah yang mampu membuat hatimu bergetar ketika mendengar nama sang kekasih disebut, serta merta senyum pun terkembang. Namun, apakah getaran dan senyum itu akan hadir ketika kamu mendengar nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala?
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.”(QS.Al Anfal 2-4)
Berapa kali aku, kamu, kita pernah bergetar hatinya ketika disebutkan Asma Allah? Atau sudah berapa banyak aku, kamu, kita , menangis ketika ayat-ayatNya dilantunkan? Malah mungkin banyak yang acuh ketika ayat-ayatNya dilantunkan karena asik mengkhayal, asik curhat di BBM , asik Facebookan.
Lain sekali ketika nama sang pujaan hati disebut sekali saja, sudah melambungkan khayalan, sudah menggetarkan hati berkali-kali. Sungguh bila hati mampu berkata, ia akan menangis dan bersedih, kenapa begitu mudah bergetar ketika disebut nama pujaan hati sedangkan begitu sulit ketika Asma Allah disebutkan? Apakah kamu tidak iri kepada orang-orang beriman yang mampu tergetar hatinya karena begitu cintanya ia pada Allah? Sungguh, aku sangat iri.
Tak mungkin dipungkiri, mengkhayal dan melamun adalah cara syetan untuk melalaikanmu dari mengingatNya bahkan agar kamu tidak mencintaiNya sebagaimana kamu mencintai makhlukNya. Padahal seharunya kamu lebih mencintai Sang Pemilik Cinta ketimbang makhlukNya, namun ternyata lebih banyak yang sebaliknya.
Mengkhayal keberadaan cinta memang menyenangkan, tapi ingatlah kesenangan itulah yang melalaikanmu. Lebih baik ketika cinta itu hadir kepada makhlukNya, jangan sampai terlalaikan oleh cintanya. Berilah cinta yang lebih tinggi pada Sang Pecinta, yakinlah Dia justru akan memberimu cinta yang terindah dari makhlukNya.
Wallahua’lam bish Shawwab
http://www.bukanmuslimahbiasa.com
Galau Kok Jadi Trend
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena saat ini sedang “jomblo”. Galau karena setelah ‘tebar pesona’ dan ‘banting harga’ namun malam minggu tetap ‘garing’ tanpa sosok kekasih. Galau karena baru saja diputusin dan belum dapat ‘mangsa’ baru. Galau karena ‘ortu’ sang kekasih menanyakan kapan menikah padahal ‘jadian’ sudah 5 tahun.
Sehingga akhirnya ‘FB” penuh dengan status ‘ratapan’, seolah dinding/wall di ‘FB’ itu bagaikan dinding ratapan di Yerusalem dimana banyak Yahudi meratap padanya.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Israa ayat 32 : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. Karena pacaran itu awalnya kenalan, kemudian pegangan, yang akhirnya tergoda syetan untuk melelang ‘kehormatan’ atas nama ‘penjajagan’.
Maka daripada engkau galau, bukalah buku dan belajarlah jika engkau adalah pelajar dan mahasiswa, berkaryalah dengan professional dan maksimalkan potensi diri jika engkau adalah pekerja dan jika engkau telah ‘mampu’ menikah maka ‘ta’aruf’lah dan segeralah menikah setelah khitbah. Masa antara khitbah dan akad nikah bukanlah semacam ‘masa sanggah’ pada tender-tender proyek untuk memberikan kontestan lain melakukan ‘keberatan’ atau semacam masa ‘orientasi pra nikah’ sehingga ‘legal’ untuk menjalankan beberapa ‘rutinitas’ suami istri.
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena sedang menghitung hari masa jabatan padahal belum mengembalikan ‘pinjaman’ dari sahabat dan handai taulan. Galau karena ‘elektabilitas’ menurun padahal ongkos pencitraan telah digelontorkan. Galau karena ‘mahar’ yang disiapkan belumlah cukup untuk operasional masa pemilihan. Yang akibatnya hatimu risau akan menjadi ‘pengangguran’ yang memaksamu melupakan kehormatan dan kemewahan kehidupan.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 26 :” Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Karena hakikatnya jabatan adalah ‘pemberian’ Allah yang dipergilirkan kepada hamba-Nya.
Maka daripada engkau galau, bukalah lembaran-lembaran waktu dalam ingatanmu dan bermuhasabahlah lalu tanyakan kepada hatimu apakah engkau telah amanah dengan tanggungjawab yang dibebankan dan adil terhadap orang-orang yang engkau pimpin.
Karena “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang pembantu adalah pemimpin terhadap harta majikannya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dan jika adil, maka engkau telah mendapatkan perlindungan dari Allah di hari yang tidak ada perlindungan selain dari-Nya : “Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda : “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang adil, Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala, Seseorang yang hatinya senantiasa digantungkan (dipertautkan)” dengan masjid, Dua orang saling mencintai karena Allah, yang keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya. Seorang laki-laki yang ketika diajak [dirayu] oleh seorang wanita bangsawan yang cantik lalu ia menjawab :”Sesungguhnya saya takut kepada Allah.”Seorang yang mengeluarkan sedekah sedang ia merahasiakanny, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sepi sampai meneteskan air mata.”
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena tetangga sebelah membeli TV flat 32” merk terkenal sedangkan dirumah TV 14” yang sudah pudar warnanya. Galau karena tetangga yang baru pindah memiliki MPV padahal masih muda sedangkan dirumah motor butut yang kadang-kadang mogok. Galau karena karena tidak mendapatkan tiket konser boyband Korea padahal sudah berdesakan dalam antrian. Galau karena sahabatmu mengirim sms :”Minta pin BB dong”, padahal ditangan adanya HP ‘seribu ummat’ sehingga engkau tidak bisa BBM-an untuk minta Apel Malang atau update ‘FB’ dan twiter.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 14 :” Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” Karena hakikatnya kehidupan dunia adalah sementara dan pasti kita akan kembali ‘pulang’ ke ‘kampung’ akhirat.
Maka daripada engkau galau, syukurilah apa yang ada saat ini sembari berusaha menambah nafkah untuk mencukupi kebutuhanmu. Pintar-pintarlah memilih antara ‘kebutuhan’ dan ‘keinginan’ sehingga engkau tepat membelanjakan hartamu. Berinfaq dan bersedekahlah dengan ikhlas karena sebenarnya itulah hartamu yang akan engkau bawa pulang ke negeri yang kekal. Itulah hartamu yang akan menerangimu di Alam Kubur dan menjadi istanamu di syurga-Nya.
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena Ujian Akhir Nasional (UAN) sebentar lagi tiba. Galau karena engkau tidak mau anak didikmu gagal dalam pelajaran yang engkau ampu. Galau karena engkau khawatir prosentase kelulusan di sekolahmu tidak 100% sehingga menurunkan minat para calon pendaftar dan membuatmu terancam digeser dari posisi kepala sekolah. Galau karena sebagai kepala instansi yang membidangi pendidikan engkau takut jabatanmu lepas dan digeser karena prosentase kelulusan di daerahmu tidak memenuhi target yang ditetapkan kepala daerah.
Galau karena sebagai kepala daerah engkau takut prosentase kelulusan di daerah yang engkau pimpin tidak 100% sehingga tidak bisa dibanggakan saat kampanye pemilihan yang kedua dan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Yang akhirnya kegalauan itu mendorongmu berbuat ‘curang’ dengan menebar kebaikan kepada para peserta UAN untuk dapat menjawab soal di ruang ujian.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Baqoroh ayat 186 :” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Karena meminta kepada Allah yang akan mengabulkan do’a adalah lebih baik daripada menjadi ‘pahlawan’ di ruang ujian.
Maka setelah itu bertawakalah kepada Allah setelah engkau berusaha maksimal sesuai QS Ali Imron ayat 159 :”…….Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Pasrahkanlah segala sesuatunya karena tidak ada satupun yang akan luput dari-Nya dan takdir telah tertulis di Lauh Mahfudz bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia :” Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang”. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah)
Dan jika setelah petunjuk dari Allah engkau terima namun tetap menjadi penggemar 'Andilau' (antara dilemma dan galau) dan tetap mengatakan :” Aku galau…”. Maka satu yang tepat untuk menjawabnya adalah ungkapan ‘kamseupay”.
http://www.eramuslim.com
Sehingga akhirnya ‘FB” penuh dengan status ‘ratapan’, seolah dinding/wall di ‘FB’ itu bagaikan dinding ratapan di Yerusalem dimana banyak Yahudi meratap padanya.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Israa ayat 32 : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. Karena pacaran itu awalnya kenalan, kemudian pegangan, yang akhirnya tergoda syetan untuk melelang ‘kehormatan’ atas nama ‘penjajagan’.
Maka daripada engkau galau, bukalah buku dan belajarlah jika engkau adalah pelajar dan mahasiswa, berkaryalah dengan professional dan maksimalkan potensi diri jika engkau adalah pekerja dan jika engkau telah ‘mampu’ menikah maka ‘ta’aruf’lah dan segeralah menikah setelah khitbah. Masa antara khitbah dan akad nikah bukanlah semacam ‘masa sanggah’ pada tender-tender proyek untuk memberikan kontestan lain melakukan ‘keberatan’ atau semacam masa ‘orientasi pra nikah’ sehingga ‘legal’ untuk menjalankan beberapa ‘rutinitas’ suami istri.
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena sedang menghitung hari masa jabatan padahal belum mengembalikan ‘pinjaman’ dari sahabat dan handai taulan. Galau karena ‘elektabilitas’ menurun padahal ongkos pencitraan telah digelontorkan. Galau karena ‘mahar’ yang disiapkan belumlah cukup untuk operasional masa pemilihan. Yang akibatnya hatimu risau akan menjadi ‘pengangguran’ yang memaksamu melupakan kehormatan dan kemewahan kehidupan.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 26 :” Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Karena hakikatnya jabatan adalah ‘pemberian’ Allah yang dipergilirkan kepada hamba-Nya.
Maka daripada engkau galau, bukalah lembaran-lembaran waktu dalam ingatanmu dan bermuhasabahlah lalu tanyakan kepada hatimu apakah engkau telah amanah dengan tanggungjawab yang dibebankan dan adil terhadap orang-orang yang engkau pimpin.
Karena “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabann ya. Seorang pembantu adalah pemimpin terhadap harta majikannya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dan jika adil, maka engkau telah mendapatkan perlindungan dari Allah di hari yang tidak ada perlindungan selain dari-Nya : “Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda : “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang adil, Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta’ala, Seseorang yang hatinya senantiasa digantungkan (dipertautkan)” dengan masjid, Dua orang saling mencintai karena Allah, yang keduanya berkumpul dan berpisah karena-Nya. Seorang laki-laki yang ketika diajak [dirayu] oleh seorang wanita bangsawan yang cantik lalu ia menjawab :”Sesungguhnya saya takut kepada Allah.”Seorang yang mengeluarkan sedekah sedang ia merahasiakanny, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sepi sampai meneteskan air mata.”
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena tetangga sebelah membeli TV flat 32” merk terkenal sedangkan dirumah TV 14” yang sudah pudar warnanya. Galau karena tetangga yang baru pindah memiliki MPV padahal masih muda sedangkan dirumah motor butut yang kadang-kadang mogok. Galau karena karena tidak mendapatkan tiket konser boyband Korea padahal sudah berdesakan dalam antrian. Galau karena sahabatmu mengirim sms :”Minta pin BB dong”, padahal ditangan adanya HP ‘seribu ummat’ sehingga engkau tidak bisa BBM-an untuk minta Apel Malang atau update ‘FB’ dan twiter.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Ali Imron ayat 14 :” Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” Karena hakikatnya kehidupan dunia adalah sementara dan pasti kita akan kembali ‘pulang’ ke ‘kampung’ akhirat.
Maka daripada engkau galau, syukurilah apa yang ada saat ini sembari berusaha menambah nafkah untuk mencukupi kebutuhanmu. Pintar-pintarlah memilih antara ‘kebutuhan’ dan ‘keinginan’ sehingga engkau tepat membelanjakan hartamu. Berinfaq dan bersedekahlah dengan ikhlas karena sebenarnya itulah hartamu yang akan engkau bawa pulang ke negeri yang kekal. Itulah hartamu yang akan menerangimu di Alam Kubur dan menjadi istanamu di syurga-Nya.
Apakah engkau yang sedang galau? Galau karena Ujian Akhir Nasional (UAN) sebentar lagi tiba. Galau karena engkau tidak mau anak didikmu gagal dalam pelajaran yang engkau ampu. Galau karena engkau khawatir prosentase kelulusan di sekolahmu tidak 100% sehingga menurunkan minat para calon pendaftar dan membuatmu terancam digeser dari posisi kepala sekolah. Galau karena sebagai kepala instansi yang membidangi pendidikan engkau takut jabatanmu lepas dan digeser karena prosentase kelulusan di daerahmu tidak memenuhi target yang ditetapkan kepala daerah.
Galau karena sebagai kepala daerah engkau takut prosentase kelulusan di daerah yang engkau pimpin tidak 100% sehingga tidak bisa dibanggakan saat kampanye pemilihan yang kedua dan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Yang akhirnya kegalauan itu mendorongmu berbuat ‘curang’ dengan menebar kebaikan kepada para peserta UAN untuk dapat menjawab soal di ruang ujian.
Lupakah engkau akan firman Allah QS Al Baqoroh ayat 186 :” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Karena meminta kepada Allah yang akan mengabulkan do’a adalah lebih baik daripada menjadi ‘pahlawan’ di ruang ujian.
Maka setelah itu bertawakalah kepada Allah setelah engkau berusaha maksimal sesuai QS Ali Imron ayat 159 :”…….Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Pasrahkanlah segala sesuatunya karena tidak ada satupun yang akan luput dari-Nya dan takdir telah tertulis di Lauh Mahfudz bahkan sebelum kita dilahirkan ke dunia :” Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang”. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah)
Dan jika setelah petunjuk dari Allah engkau terima namun tetap menjadi penggemar 'Andilau' (antara dilemma dan galau) dan tetap mengatakan :” Aku galau…”. Maka satu yang tepat untuk menjawabnya adalah ungkapan ‘kamseupay”.
http://www.eramuslim.com
Kau Tak akan Pernah Menemukannya!
Bismillahirrahmanirrahim…
“Nggak ah, dia kurang tinggi. Ntar kalo jalan sama aku kayak anak tangga berjalan. No..No..No…jorok pula!” Kata Anindia sambil mengibas-ngibaskan jari telunjuknya.
“Ah, kebanyakan permintaan! Yang ini kurang tinggi, yang kemarin kurang Macho, yang kemarinnya lagi kurang keren. Maumu yang kayak gimana sih, Nin?” ujarku sebal.
“Yang tinggi, yang kaya, yang macho, yang keren, harus pinter, bla…bla…bla….”
“Tauuu…ah!” Kututupkan tangan di kedua belah telingaku.
“Ihh…gimana donk? aku emang nggak bisa menerima mereka, mereka nggak sesuai sama kriteriaku!”
“Terus aja cari! Ubek-ubek aja dunia, ntar kalo ketemu yang sempurna, kamu jangan ilfil ya kalau ternyata dia juga masih suka ngupil atau kentut..hahaha.”
“Idih, jorok ih!”
“Mana ada manusia yang nggak ngupil atau ngentut? Manusiawi itu mah! Kalau kamu nggak mau nerima, ya cari aja yang nggak suka ngupil atau kentut. Kalau udah ketemu, bilang-bilang ya.”
Aku ngacir meninggalkan Anindia sambil cengar cengir.
***
Kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, benar! Tak ada yang meragukan ini termasuk aku, kamu, kita. Namun, masih banyak yang meragukan bahwa dirinya bisa menerima orang yang kurang sempurna menurutnya.
Alasannya sih, karena kalau cocok dengan impian bisa membuat sebuah perkawinan menjadi langgeng, benarkah? Kamu mungkin bisa membayangkan, betapa bahagianya seseorang yang mendapatkan orang yang diimpikan dan dicintainya menjadi belahan jiwa setelah akad. Aku pun yakin kalau kamu mempunya impian yang sama.
Kelanggengan sebuah pernikahan bukan hanya karena kamu menikah dengan pilihanmu, orang yang kamu cintai, atau orang yang menurutmu dan membuatmu sempurna, tapi karena kamu dan dia bisa saling menerima keadaan masing-masing, keadaan dimana kalian tidak pernah bisa sempurna.
Ketika kesempurnaan itu menjadi sebuah inti dari impian, maka yakinlah kamu akan kecewa. Jika suatu saat nanti pasanganmu melakukan sesuatu yang jauh dari rasa sempurnamu, kamu akan merasa bahwa kamu telah dikhianati olehnya. Padahal yang mengkhianatimu adalah impian kesempurnaanmu.
Itulah yang dirasakan sebagian orang yang melakukan, hubungan tanpa status, pacaran, ta’aruf ‘kacangan’, atau apalah namanya. Dia tahu bahwa pasangan tanpa statusnya tidaklah sempurna, hanya saja yang dia lihat cuma yang baik-baiknya saja. Begitu juga sama pasangannya, yang dia perlihatkan cuma yang bagus-bagusnya aja, giliran yang jelek kudu diumpetin. Namun, saat dia telang menggelar akad dan tahu pasangannya tidak sesempurna ketika pacaran, dia langsung menangis bahkan nyaris bunuh diri. Tapi, itulah pilihan. Kamu, aku, kita diberi akal untuk membedakan mana yang seharusnya dinilai sempurna, dan mana yang hanya kebohongan.
Ingatlah sobat BMB, kita hidup bukan untuk mencari kesempurnaan, namun untuk melengkapi ketidaksempurnaan. Impian kita bolehlah sempurna, mendambakan pangeran berkuda putih, hanya saja kita juga harus paham kalau sang pangeran bisa saja orang yang pelupa, nggak keren, bahkan mungkin jorok. Tugas kitalah yang nantinya untuk menyempurnakannya. Ketika dia lupa, kitalah yang mengingatkan. Kalau dia nggak keren, kita buat keren. Kalau dia jorok, tugas kita untuk membantunya membersihkan yang seharusnya.
Kita sempurna jika kita mau menerima ketidaksempurnaan. Jika kamu ingin mencari kesempurnaan dari seseorang, maka kamu tak akan pernah menemukannya.
Wallahua’lam bish Shawwab.
http://www.bukanmuslimahbiasa.com
“Nggak ah, dia kurang tinggi. Ntar kalo jalan sama aku kayak anak tangga berjalan. No..No..No…jorok pula!” Kata Anindia sambil mengibas-ngibaskan jari telunjuknya.
“Ah, kebanyakan permintaan! Yang ini kurang tinggi, yang kemarin kurang Macho, yang kemarinnya lagi kurang keren. Maumu yang kayak gimana sih, Nin?” ujarku sebal.
“Yang tinggi, yang kaya, yang macho, yang keren, harus pinter, bla…bla…bla….”
“Tauuu…ah!” Kututupkan tangan di kedua belah telingaku.
“Ihh…gimana donk? aku emang nggak bisa menerima mereka, mereka nggak sesuai sama kriteriaku!”
“Terus aja cari! Ubek-ubek aja dunia, ntar kalo ketemu yang sempurna, kamu jangan ilfil ya kalau ternyata dia juga masih suka ngupil atau kentut..hahaha.”
“Idih, jorok ih!”
“Mana ada manusia yang nggak ngupil atau ngentut? Manusiawi itu mah! Kalau kamu nggak mau nerima, ya cari aja yang nggak suka ngupil atau kentut. Kalau udah ketemu, bilang-bilang ya.”
Aku ngacir meninggalkan Anindia sambil cengar cengir.
***
Kesempurnaan hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, benar! Tak ada yang meragukan ini termasuk aku, kamu, kita. Namun, masih banyak yang meragukan bahwa dirinya bisa menerima orang yang kurang sempurna menurutnya.
Alasannya sih, karena kalau cocok dengan impian bisa membuat sebuah perkawinan menjadi langgeng, benarkah? Kamu mungkin bisa membayangkan, betapa bahagianya seseorang yang mendapatkan orang yang diimpikan dan dicintainya menjadi belahan jiwa setelah akad. Aku pun yakin kalau kamu mempunya impian yang sama.
Kelanggengan sebuah pernikahan bukan hanya karena kamu menikah dengan pilihanmu, orang yang kamu cintai, atau orang yang menurutmu dan membuatmu sempurna, tapi karena kamu dan dia bisa saling menerima keadaan masing-masing, keadaan dimana kalian tidak pernah bisa sempurna.
Ketika kesempurnaan itu menjadi sebuah inti dari impian, maka yakinlah kamu akan kecewa. Jika suatu saat nanti pasanganmu melakukan sesuatu yang jauh dari rasa sempurnamu, kamu akan merasa bahwa kamu telah dikhianati olehnya. Padahal yang mengkhianatimu adalah impian kesempurnaanmu.
Itulah yang dirasakan sebagian orang yang melakukan, hubungan tanpa status, pacaran, ta’aruf ‘kacangan’, atau apalah namanya. Dia tahu bahwa pasangan tanpa statusnya tidaklah sempurna, hanya saja yang dia lihat cuma yang baik-baiknya saja. Begitu juga sama pasangannya, yang dia perlihatkan cuma yang bagus-bagusnya aja, giliran yang jelek kudu diumpetin. Namun, saat dia telang menggelar akad dan tahu pasangannya tidak sesempurna ketika pacaran, dia langsung menangis bahkan nyaris bunuh diri. Tapi, itulah pilihan. Kamu, aku, kita diberi akal untuk membedakan mana yang seharusnya dinilai sempurna, dan mana yang hanya kebohongan.
Ingatlah sobat BMB, kita hidup bukan untuk mencari kesempurnaan, namun untuk melengkapi ketidaksempurnaan. Impian kita bolehlah sempurna, mendambakan pangeran berkuda putih, hanya saja kita juga harus paham kalau sang pangeran bisa saja orang yang pelupa, nggak keren, bahkan mungkin jorok. Tugas kitalah yang nantinya untuk menyempurnakannya. Ketika dia lupa, kitalah yang mengingatkan. Kalau dia nggak keren, kita buat keren. Kalau dia jorok, tugas kita untuk membantunya membersihkan yang seharusnya.
Kita sempurna jika kita mau menerima ketidaksempurnaan. Jika kamu ingin mencari kesempurnaan dari seseorang, maka kamu tak akan pernah menemukannya.
Wallahua’lam bish Shawwab.
http://www.bukanmuslimahbiasa.com
Sabtu, 25 Februari 2012
Valentine itu…Sesuatu!
Bismillahirrahmanirrahim…
Siapa sih yang nggak kenal dengan kata valentine, yang kanak-kanak sampai yang tua-tua kalo ditanyain tentang valentine pasti manggut-manggut. Meski aslinya mereka nggak paham maksud dari valentine, paling yang mereka tahu hanya sekedar berbagi kasih sayang dengan coklat atau bunga, terus warna-warna pink.
Coba saja, perhatikan di sekeliling kamu, penjualan coklat dan boneka sepertinya mulai melonjak. Di toko-toko, Mall, yang ditonjolkan pasti coklat dan boneka, tapi tau nggak kalo ternyata ada penjualan terlaris diantara boneka dan coklat, yaitu KONDOM. Haapp…mulutnya ditutup, nggak usah kaget.
Di hari valentine yang katanya hari kasih sayang, benar-benar menjadi hari yang di “kasih” sayang, nggak di “kasih” juga sayang. Yaa…Zina, wanita ataupun laki-laki yang terjebak pada perzinahan akan berfikir kalo dikasih, dia masih sayang sama tubuhnya karena nggak mau disentuh. Tapi kalo nggak dikasih pun dia terlanjur sayang pada kekasihnya. Akhirnya jadi benar-benar “Kasih Sayang” dengan berzina. Naudzubillah.
Ok, mungkin memang nggak semua dari kamu yang melakukannya. Tapi benarkah kasih sayang harus selalu diidentikkan dengan valentine? Kalo iya artinya tiap hari valentine donk, karena semua manusia nggak bisa hidup tanpa kasih sayang, entah itu dari orang tua, saudara ataupun sesama muslim. Kalo hari valentine itu hari spesial, berarti kamu hanya hidup tepat tanggal 14 februari, sisanya? Tidur? atau justru nggak pernah hidup? Serem ih!
Bagaimana pun juga, kebanyakan dari kamu hanyalah pengikut, jangan tersinggung kalau saya menyebut kamu sebagai pengikut bukan trendsetter. Cuma mau ikut-ikutan biar disebut gaul, keren, perhatian atau apalah yang membuat kamu nggak dilupakan temanmu. Padahal lebih keren jadi trendsetter. Seperti yang dilakukan sekelompok orang untuk mengubah tanggal 14 februari menjadi Hari Menutup Aurat. Keren abiiisss!!! Jadi trend kan sekarang. Masa cuma mau jadi ekor terus, sekali-kali jadi kepala donk.
Ayolah sobat BMB, sudah jelas gitu kalo valentine hanyalah perayaan bagi mereka yang nggak pernah hidup dengan KECUKUPAN kasih sayang, sampai harus ada hari khusus berkasih sayang. Kamu bukanlah orang yang kekurangan kasih sayang, jelas-jelas orang-orang di sekitarmu sangat menyayangimu, setiap hari, setiap waktu. So, jadilah orang yang bermanfaat bagi orang-orang terkasih, karena itulah arti kasih sayang sebenarnya. Bukan dengan ikut tradisi jahiliyah yang mematikan otakmu
Valentine itu…Sesuatu.
Sesuatu yang katanya harus ada coklat…
Sesuatu yang katanya harus ada hadiah…
Sesuatu yang katanya harus ada keromantisan…
Bagiku dan Bagimu (Seharusnya)
Valentine itu…sesuatu yang akan membuat aku dan kamu jauh dari keimanan karena begitu dekatnya valentine dengan kemubadziran, mendekatkan diri dengan zina, bahkan sampai perzinaan. Apakah ini yang artinya kasih sayang?
So sahabat, apa arti kasih sayang bagimu? pasti…Sesuatu :)
Wallahua’lam bish shawwab.
http://www.bukanmuslimahbiasa.com/
Siapa sih yang nggak kenal dengan kata valentine, yang kanak-kanak sampai yang tua-tua kalo ditanyain tentang valentine pasti manggut-manggut. Meski aslinya mereka nggak paham maksud dari valentine, paling yang mereka tahu hanya sekedar berbagi kasih sayang dengan coklat atau bunga, terus warna-warna pink.
Coba saja, perhatikan di sekeliling kamu, penjualan coklat dan boneka sepertinya mulai melonjak. Di toko-toko, Mall, yang ditonjolkan pasti coklat dan boneka, tapi tau nggak kalo ternyata ada penjualan terlaris diantara boneka dan coklat, yaitu KONDOM. Haapp…mulutnya ditutup, nggak usah kaget.
Di hari valentine yang katanya hari kasih sayang, benar-benar menjadi hari yang di “kasih” sayang, nggak di “kasih” juga sayang. Yaa…Zina, wanita ataupun laki-laki yang terjebak pada perzinahan akan berfikir kalo dikasih, dia masih sayang sama tubuhnya karena nggak mau disentuh. Tapi kalo nggak dikasih pun dia terlanjur sayang pada kekasihnya. Akhirnya jadi benar-benar “Kasih Sayang” dengan berzina. Naudzubillah.
Ok, mungkin memang nggak semua dari kamu yang melakukannya. Tapi benarkah kasih sayang harus selalu diidentikkan dengan valentine? Kalo iya artinya tiap hari valentine donk, karena semua manusia nggak bisa hidup tanpa kasih sayang, entah itu dari orang tua, saudara ataupun sesama muslim. Kalo hari valentine itu hari spesial, berarti kamu hanya hidup tepat tanggal 14 februari, sisanya? Tidur? atau justru nggak pernah hidup? Serem ih!
Bagaimana pun juga, kebanyakan dari kamu hanyalah pengikut, jangan tersinggung kalau saya menyebut kamu sebagai pengikut bukan trendsetter. Cuma mau ikut-ikutan biar disebut gaul, keren, perhatian atau apalah yang membuat kamu nggak dilupakan temanmu. Padahal lebih keren jadi trendsetter. Seperti yang dilakukan sekelompok orang untuk mengubah tanggal 14 februari menjadi Hari Menutup Aurat. Keren abiiisss!!! Jadi trend kan sekarang. Masa cuma mau jadi ekor terus, sekali-kali jadi kepala donk.
Ayolah sobat BMB, sudah jelas gitu kalo valentine hanyalah perayaan bagi mereka yang nggak pernah hidup dengan KECUKUPAN kasih sayang, sampai harus ada hari khusus berkasih sayang. Kamu bukanlah orang yang kekurangan kasih sayang, jelas-jelas orang-orang di sekitarmu sangat menyayangimu, setiap hari, setiap waktu. So, jadilah orang yang bermanfaat bagi orang-orang terkasih, karena itulah arti kasih sayang sebenarnya. Bukan dengan ikut tradisi jahiliyah yang mematikan otakmu
Valentine itu…Sesuatu.
Sesuatu yang katanya harus ada coklat…
Sesuatu yang katanya harus ada hadiah…
Sesuatu yang katanya harus ada keromantisan…
Bagiku dan Bagimu (Seharusnya)
Valentine itu…sesuatu yang akan membuat aku dan kamu jauh dari keimanan karena begitu dekatnya valentine dengan kemubadziran, mendekatkan diri dengan zina, bahkan sampai perzinaan. Apakah ini yang artinya kasih sayang?
So sahabat, apa arti kasih sayang bagimu? pasti…Sesuatu :)
Wallahua’lam bish shawwab.
http://www.bukanmuslimahbiasa.com/
Jumat, 24 Februari 2012
Malaikat itu bernama..Ibu!
Bismillahirrahmanirrahim..
Ibu..
Kami bersimpuh padamu.. Kau mengandung kami 9 bulan, letih.. Kami tahu dalam ragamu kadang kau titikan air mata tuk tumpahkan semua asa yang kau pendam. Tapi kau paham, kau mengandung anak-anak yang kelak akan menjadi penegak panji islam dalam bumi Allah. Dan kami berjanji padamu, kami tak akan pernah membuatmu berduka.
Maafkan kami ibu..yang tak pernah tau betapa berat kau melangkah.
Ibu..
Tiap peluh yang terlinang saat kau melahirkan kami, tak mungkin kami bisa gantikan setetes pun. Bahkan linangan air matamu saat kau menahan sakit, tak mungkin kami tebus dengan apapun. Itu pun tak mengurangi kebahagiaanmu saat menyambut kami. Meski kau tahu, kelelahan-kelelahan selanjutnya akan kau hadapi.
Maafkan kami ibu..yang tak pernah mengerti atas rasa sakitmu.
Ibu..
Saat kami makin beranjak dewasa, kau bak pelayan yang tak pernah lelah. Kau berikan ASI mu pada kami, kau lawan kepenatanmu demi kesehatan kami. Kegelisahanmu demi kebaikanm kami. Harapanmu hanya ingin melihat senyum kami meskipun kau kadang begitu lelah. Tapi kami tak pernah peduli atasmu, yang kami tau kau ada untuk kami dan memberi apa yang kami butuhkan.
Maafkan kami ibu..yang tak pernah peduli atas keletihanmu.
Ibu..
Kepenantanmu belum pun usai ketika kau tahu anakmu ini menginjak dewasa ,jodohnya pun datang dan membawa kami pergi dari sisimu. Bahkan kami seringkali terlupa untuk tetap menjaga hatimu. Kau mengeluh pada kami karena kesibukan kami, untuk menelponmu pun kami terlupa apalagi untuk mengunjungimu. Tapi apa yang kami lakukan, kami tak sadar dengan kegundahanmu, kami seperti tak mau mengenalmu lagi.. Yaa Robb..
Maafkan kami ibu..yang tak pernah mengerti atas semua salah kami..
Ibu..ibu..ibu..
Maafkan kami.. Dari ujung hati kami, kami tak pernah tau betapa sakit hatimu menyaksikan betapa lemahnya kami. Tapi kau tak pernah tampakkan tangismu atas rindumu, atas harapmu pada kami.
Maafkan kami yang terlambat menyadari betapa pentingnya kami bagimu dan betapa pentingnya dirimu untuk kami.
Engkau lah malaikat kami..Ibu !!!
Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24]
Wallahua’lam bi Shawwab.
Terkhusus untuk ibunda terkasih yang jauh di sebrang lautan,maafkan ananda yang jarang mengunjungimu,pun terkadang kami lupa untuk menghubungimu walapun hanya mendengar suaramu. Maafkanku malaikatku.
http://www.bukanmuslimahbiasa.com/
Ibu..
Kami bersimpuh padamu.. Kau mengandung kami 9 bulan, letih.. Kami tahu dalam ragamu kadang kau titikan air mata tuk tumpahkan semua asa yang kau pendam. Tapi kau paham, kau mengandung anak-anak yang kelak akan menjadi penegak panji islam dalam bumi Allah. Dan kami berjanji padamu, kami tak akan pernah membuatmu berduka.
Maafkan kami ibu..yang tak pernah tau betapa berat kau melangkah.
Ibu..
Tiap peluh yang terlinang saat kau melahirkan kami, tak mungkin kami bisa gantikan setetes pun. Bahkan linangan air matamu saat kau menahan sakit, tak mungkin kami tebus dengan apapun. Itu pun tak mengurangi kebahagiaanmu saat menyambut kami. Meski kau tahu, kelelahan-kelelahan selanjutnya akan kau hadapi.
Maafkan kami ibu..yang tak pernah mengerti atas rasa sakitmu.
Ibu..
Saat kami makin beranjak dewasa, kau bak pelayan yang tak pernah lelah. Kau berikan ASI mu pada kami, kau lawan kepenatanmu demi kesehatan kami. Kegelisahanmu demi kebaikanm kami. Harapanmu hanya ingin melihat senyum kami meskipun kau kadang begitu lelah. Tapi kami tak pernah peduli atasmu, yang kami tau kau ada untuk kami dan memberi apa yang kami butuhkan.
Maafkan kami ibu..yang tak pernah peduli atas keletihanmu.
Ibu..
Kepenantanmu belum pun usai ketika kau tahu anakmu ini menginjak dewasa ,jodohnya pun datang dan membawa kami pergi dari sisimu. Bahkan kami seringkali terlupa untuk tetap menjaga hatimu. Kau mengeluh pada kami karena kesibukan kami, untuk menelponmu pun kami terlupa apalagi untuk mengunjungimu. Tapi apa yang kami lakukan, kami tak sadar dengan kegundahanmu, kami seperti tak mau mengenalmu lagi.. Yaa Robb..
Maafkan kami ibu..yang tak pernah mengerti atas semua salah kami..
Ibu..ibu..ibu..
Maafkan kami.. Dari ujung hati kami, kami tak pernah tau betapa sakit hatimu menyaksikan betapa lemahnya kami. Tapi kau tak pernah tampakkan tangismu atas rindumu, atas harapmu pada kami.
Maafkan kami yang terlambat menyadari betapa pentingnya kami bagimu dan betapa pentingnya dirimu untuk kami.
Engkau lah malaikat kami..Ibu !!!
Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24]
Wallahua’lam bi Shawwab.
Terkhusus untuk ibunda terkasih yang jauh di sebrang lautan,maafkan ananda yang jarang mengunjungimu,pun terkadang kami lupa untuk menghubungimu walapun hanya mendengar suaramu. Maafkanku malaikatku.
http://www.bukanmuslimahbiasa.com/
Langganan:
Postingan (Atom)